Al Kisah my friend in Bandung:)


Di sebuah sekolah menengah di kota paris van java, 5 remaja bersatu menjadi sahabat solid yang tak terpisahkan. Meski latar belakang keluarga yang berbeda, karakter dan kebiasaan yang beda tapi perbedaan itu yang membuat mereka kelet tak terpisahkan.
Kenapa sih matematika itu silitnya minta apun?” keluh Amil.
Amila sayang , matematika itu mudah, semudah aku mencintainya, jawab Nia dengan senyum2 membayangkan gantengnya kakak kelas yang baru tadi pagi dia lihat.
“Woi! Ngapain kamu ? Cengingisan gak jelas ! ” sapa Iza yang baru datang dari kantin sama Arul.
Hehe.. tadi pagi pass aku jalan ke sekolah, aku disebrangin sama mas2. masnya ngguuuanteng,” akhirnya si Nia yang lagi kepiyeng-piyeng pada pandangan pertama mulai buka suara.
Oalah,,, ada yang jatuh cinta pada pandangan pertama nih,” sahut Ana, yang membuat ke-4 sahabatnya semua mengarahkan pandangan padanya. Setelah itu balik lagi ke Nia yang menjadi topik utama.
Truss...truss?” sela Iza penasaran ..”Ya udah gitu doank !! ” jawab Nia cuek.
Hadeee.....” ucap Iza, Arul, Amila, dan Ana berbarengan. “capek deeh!
­­***

“An.....” panggil Arul , disela – sela Pak Hakim sedang menerangkan mapel Ekonomi.
“Apa? ” jawab Ana setelah berbissik, takut dimarahin sama guru yang terkenal killernya.
“Tau nggak? Kalo Iza pacaran ama Reza anak IPS 5 ” ucap Arul yang juga berbisik.
“Apaa???” kini Ana tidak lagi berbisik, saking kagetnya mendengar berita terbaru tentang sahabatnya sedang dia tidak tahu...
Enggak mungkin ah..!” sangkal Ana tetap tak percaya.
”Aku juga nggak percaya tauu, kata Arul mengakhiri  percakapan singkat yang mengganggu benak kedua anak manusia tersebut.
            Saat bel istirahat tiba, Arul, Ana, Amil duduk bertiga makan bekal mereka masing – masing melihat Iza masuk kelas menuju bangkunya, membuka tasnya untuk mengambil sesuatu. Lalu dia mengarahkan sesuatu yang diambilnya pada sesosok laki – laki yang menunggunya dari tadi di depan pintu kelas. Arul, Ana dan Amila hanya melihat dengan terbengong2. Lalu ketika Iza dan Nia masuk kelas, ketika anak tersebut langsung mengintrogasi mereka.
Kamu pacaran sama Reza, tanya Ana tanpa basa-basi.
“Emm…” Iza dan Nia berpandangan.
”Ada yang disembunyiin ?” Arul ikut bertanya pada keduanya.
Tak ada yang mau membuka mulut.
”Ini ada apa sih, Guys?” Amila yang tak tau apa-apa jadi bingung juga. Iza memang lebih terbuka dengan Nia, mungkin memang karena mereka udah  lama kenal pula mereka dari kota yang sama. Semarang.
“Hmm…maaf ya teman-teman aku belum cerita sama kalian. Iya aku pacaran ama Reza. Baru dua hari ini kok jadinya. Iza mulai menceritakan hal yang menjadi tanda tanya sahabat-sahabatnya dari tadi kecuali Nia yang udah tau dari pertama.
“Kok bisa?” Tanya Arul penasaran.
“Critanya panjang,” jawab Iza pendek.
“Iza …kamu tau kan Reza itu anaknya gimana? Dia bukan cowok baik?” Ana mencoba mengingatkan sahabatnya.
“Iya, aku tau tapi manusia kan bisa berubah,” bela Iza.
“Udalah…Iza pacaran sama siapa tadi? Reza? Yang mana orangnya? Anak mama?” rentetan pertanyaan Amila membuyarkan ketegangan diantara mereka
.”Aduh. Amila kukuruyuk dari mana aja kamu? Baru pulang kampung dari Surabaya to?” kata Nia. Yang membuat Ana dan Iza tertawa geli.
“Kok gitu ? Kan aku nanya !” Amila dengan wajah manyun.
“Udah …. Udah, tuh ada tugas tuh. Ayo kerjain dulu, ntar dilanjut lagi ngobrolnya.” Arul melerai sambil menunjuk ke papan tulis yang udah penuh dengan rentengan tugas yang baru saja ditulis oleh Ketua Kelas mereka.
***


“Kok bisa sih?” tanya Ana pada Nia saat kosong dan ketiga sahabatnya lagi ke perpus.
“Aku juga nggak tau An.” jawab Nia.
“Kamu juga nggak suka kan ama Reza”
“Yoi  ya lah, tapi kita nggak bisa ngapain-ngapain kalo cinta udah bicara nggak da yang bisa menghalangi.
“Iya sih, jadi kita cuma bisa ngingetin dan terus memantau perkembangan hubungan mereka,” ujar Ana serius.
“Iya bener, tapi sekarang aja mulai jadi pembangkang”
Ana langsung serius menatap Nia setelah mendengar perkataannya barusan.
“Masak sih ?”
“Iya, ibunya bilang sama aku, dia juga jadi suka bohong sekarang”
“Wah, udah mulai kena pengaruh negatif tuh”
Tiba-tiba Amila datang dengan wajah panik,
“Ada apa Mil ?” tanya Nia dan di jawab Amila dengan singkat sambil berlalu pergi lagi.
”Iza di UKS!
Ana dan Nia saling berpandangan. Dan tanpa bicara lagi mereka langsung melesat menuju UKS. Di UKS, Iza udah tergeletak ditemani Vivi, teman asramanya dan Amila, Nia bertanya pada Vivi “Knapa sih ?” lalu Vivi menggandeng Nia ke tempat menjauhi Iza dan Ana mengikuti di belakangnya. Vivi menceritakan semua yang terjadi, Vivi pun mengetahui cerita Iza dan Reza, secara Vivi dan Iza satu asrama,  satu kamar pula.
***

Di kamar asrama 07 B SMA 79 Bandung.
Ana, Arul, Amila dan Nia mengerubungi sahabatnya yang masih tertidur. Iza yang menjadi perhatian utama di ruang itu, mulai membuka matanya yang sembab.
“Udah bangun ? Nia yang ada di samping Iza membantu Iza bangun dan Amila menyodorkan air putih pada Iza ”Nih minum dulu” Iza yang udah mulai sadar, Cuma diem aja dipandangi sahabat-sahabatnya. Dan tiba-tiba dia meneteskan air mata. Nia yang di sampingnya hanya mengelus-elus punggung Iza. Kemudian Amila ikut-ikut nangis trus disusul Ana lalu Arul dan Nia. Mereka ber-5 menangis bersama seolah mereka merasakan sakit yang sama.
***


Di teras rumah Ana, ibunya bertanya pada Ana yang baru menyapu.
“Gak metu to nduk?”
Mboten buk, boten enten rencang,” jawab Ana sambil duduk disamping ibunya.
Bapaknya yang lagi bersih-bersih di depan rumah ikut nimbrung percakapan istri dan anaknya.
”Oalah nduk, wong taun baru ki mesti rame, wong koyok semut. Motor ra iso mlaku.”
Hehe.. enggeh pak “ jawab Ana singkat.
Terdengar HP Ana berbunyi, ada yang menelpon. Ana menuju kamarnya melihat siapa yang menelponnya, ternyata Nia.
“Assalamu’alaikum”
“Waalaikumsalam, An dolan yuk” suara Nia di seberang sana terdengar.
Dolan kemana?”
“Ke Boska aja” suara lain terdengar. Ternyata suara  Iza yang udah ada di kosnya Nia.
Loh ada Iza di sono?”
Iya, makanya ayo kita pergi,” ajak Nia lagi.
Sekalian kamu ampiri si Arul” terdengar lagi suara Iza dengan setengah teriak.
“Iya An, kita tunggu di kosku ya.” mengakhiri percakapan.
Ok deh”. Ana menutup teleponnya. Dan segera sms Arul. Arul pun segera membalas dan menyetujui rencana sahabat-sahabatnya.
Di kamar kos Nia, semua sudah bersiap.
“Lah si Amila mana?” tanya Arul yang tidak terlihat Amila.
“Dia ada acara di pondoknya, jadi tidak bisa ikut, jawab Nia.
“Trus cuma berempat dong kalo gitu?
“Ya, iyalah, ayo capcus!” ajak Iza yang udah semangat pasca patah hatinya sama Reza.
***

Hari pertama setelah libur panjang tahun baru yang seperti biasanya belum ada pelajaran dimulai, kelas begitu rame. Amila dan Nia yang baru datang langsung menghampiri meja Ana dan Arul yang juga terlihat lagi ngobrol.
“Hay friend, maaf ya kemarin aku gak bisa ikut, sapa Amil to the point.
“Ah nggak papa lagi,jawab Arul.
“Ah nggak ada lo nggak rame,” Iza menepuk pundak Amil dari belakang.
Tapi besok-besok lagi masih bisakan,” ujar Ana mengengahi dan semuanya pun menyetujui dengan senyumnnya masing-masing.
Pasti semuanya kemarin pulang kampung ayo donk cerita. Gimana  kemarin pulang kampungnya,” pinta Ana pada Iza dan Nia yang pulang ke Semarang, sedangkan Amil ke Surabaya.
***

Tak terasa 3 tahun masa SMA telah usai, ditandai dengan perpisahan hari itu.
“An …. Aku pasti bakal kangen banget sama kamu,” kata Amila dengan terharu.
“Ah, Amil …. Aku kan nanti kuliah di Malang, deket ama Surabaya ntar pas pulang kampung aku mampir deh di Surabaya,” kata Ana menenangkan.
“Bener lo ya ?”
“Kamu jadi ke Malang An?” tanya Nia tiba-tiba.
Hanya dijawab senyum kemantapan oleh Ana.
“Janji yaa.. meskipun aku balik ke Semarang, Nia dan Arul yang stay di Bnadung, Amila yang juga balik ke Surabaya, dan Ana yang melancong ke Malang, meski kita jauh-jauhantapi kita tetep solid sahabatannya? Ya?” pinta Iza dengan berkaca-kaca.
“Ah,pasti!!” jawab Arul sambil memeluk Iza, diikuti Nia, Ana, dan Amila, mereka berlima berpelukan, peluk hangat bahagia yang tak kan terlupa.
“Foto-foto yuk,” ajak Iza
“Ayo-ayo”

Ana yang sedang membuka Album fotonya dan teringat masa-masa SMAnya dengan ke-4 sahabatnya tercinta, dan tiba-tiba hp Ana berbunyi, tanda ada sms masuk, diraihnya hpnya yang ada di atas bantal.
“Waiting for you baby. Aku tak sabar menunggu hari esok untuk bertemu dengan kalian, sahabat-sahabatku.” Ana tersenyum membaca sms dari Amila barusan, see you tomorrow. Bayangan wajah ke-4 sahabatnya sontak memenuhi benaknya.
“Ah, 10 tahun berlalu, seperti apa mereka sekarang. Aku tidak sabar tuk menyambut hari esok” kata Ana dalam hatinya.
Dia membalas sms Amila dan menutup album fotonya dan bergegas untuk pergi mengajar.      
-END-

PERHATIAN!!!
Cerita ini hanya fiktif, rekayasa, dan imajinasi belaka. Bila ada kesamaan nama, karakter, tokoh, tempat, alur maupun cerita.mohon jadikan ketidaksengajaan saja. Mohon maaf bila ada kekurangan. Kesempurnaan hanya milik Tuhan YME.

Cheer Up ^_^

0 komentar: